Pada tanggal 14 Oktober 2023, ECPAT Indonesia bersama dengan Yayasan Sejiwa yang didukung oleh Aliansi Down To Zero, berhasil melaksanakan penelitian baseline study yang bertujuan untuk membantu tim SUFASEC di Indonesia menentukan dengan lebih baik bagaimana cara mencapai tujuan program. Selain itu, dengan adanya penelitian baseline juga bertujuan untuk memahami norma dan ekspektasi sosial saat ini, tempat dan sumber daya yang tersedia, tanggung jawab apa yang dimiliki oleh pemangku kepentingan dalam mencegah dan menangani eksploitasi seksual terhadap anak (ESA).
Penelitian ini melibatkan 12 orang anak-anak dan orang muda yang disebut sebagai PENEMU (Peneliti Muda). Mereka berhasil melibatkan 121 responden anak dan orang muda yang berasal dari Jakarta dan Bogor (Jawa Barat). Program ini berhasil menempatkan anak-anak dan orang muda sebagai subjek utama. Oleh karena itu, untuk baseline study ini, tidak hanya melibatkan partisipasi aktif mereka, tetapi juga berharap mereka dapat berperan sebagai evaluator untuk memberikan perspektif yang berharga dalam menginformasikan langkah-langkah berikutnya.
Berikut adalah ringkasan temuan yang didapatkan oleh PENEMU :
- Terdapat 10 dari 31 anak/orang muda yang tidak pernah melapor ketika ia menjadi korban ESA/kekerasan lainnya. Diam saja merupakan salah satu praktik yang berbahaya, dan masih terjadi di masyarakat kita. Mungkin hal ini terkait dengan budaya malu dan tabu ketika berbicara tentang seksualitas.
- Penggunaan media sosial sangat penting ketika menyasar anak-anak dan remaja. Media sosial adalah saluran yang paling umum (77,1%) bagi responden untuk mendapatkan informasi tentang pelatihan tentang keterampilan hidup.
- Program SUFASEC masih perlu memberikan peningkatan kapasitas, terutama untuk anak dan remaja dalam hal kapasitas lobi dan advokasi.
Dari hasil temuan tersebut, terdapat beberapa rekomendasi untuk menjalankan proyek SUFASEC sebagai berikut:
- Melibatkan anak-anak dan remaja dalam menjalankan proyek SUFASEC sangatlah penting, baik sebagai penerima manfaat maupun sebagai bagian dari tim pelaksana. Melibatkan mereka pada tahap awal proyek ini sebagai evaluator merupakan praktik yang sangat baik, untuk memahami situasi dan kebutuhan perlindungan anak saat ini dan untuk memantau pelaksanaan program selama program berlangsung.
- Program SUFASEC masih perlu memberikan peningkatan kapasitas bagi anak-anak dan remaja, mulai dari isu-isu ESA hingga lobi dan advokasi, termasuk mendorong korban untuk bersuara, bukan hanya diam.
- Kampanye di media sosial dapat menjadi salah satu cara alternatif untuk meningkatkan kesadaran anak dan remaja tentang isu-isu ESA dan HKSR
Akhir kata, kegiatan penelitian yang melibatkan anak-anak dan orang muda sangatlah penting. Sebab dengan melibatkan mereka, bukan hanya fenomena sosial saja yang dapat tertangkap dengan nyata, tetapi juga dapat menciptakan solusi yang lebih relevan dan efektif dalam memerangi eksploitasi seksual terhadap anak. Dengan demikian, keterlibatan mereka akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya kami untuk mencapai tujuan program dengan lebih efektif.
Azzahra Qubais Suprapto
ECPAT Indonesia