Dalam lima tahun terakhir, pariwisata menjadi sektor yang berkembang secara signifikan. Target wisatawan yang semakin tinggi dari tahun ke tahun membuat Kementerian Pariwisata beserta pemangku kebijakan terkait menyusun strategi dan inovasi yang tepat dalam membangun destinasi wisata di Indonesia. Upaya ini membuat sektor pariwisata diproyeksikan dapat menyumbangkan devisa terbesar di tahun 2019, yaitu sebesar USD 20 miliar. Selain itu, country branding Wonderful Indonesia menempati rangking 38 dunia dan mengalahkan Truly Asia Malaysia dan Amazing Thailand (lifestyle.okezone.com).
Perkembangan pariwisata Indonesia yang sangat pesat diiringi citra pariwisata Indonesia yang semakin baik di mata dunia perlu diseimbangi dengan tanggung jawab sosial kepada masyarakatnya sebagai pihak yang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Khususnya aktor anak yang menjadi lebih rentan dalam mengalami eksploitasi seksual. Dalam kode etik global (Global Code of Ethics for Tourism (GCET)) yang disusun oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) secara tegas diungkapkan bahwa eksploitasi terhadap manusia dalam segala bentuknya, khususnya secara seksual, terlebih lagi apabila dikaitkan dengan anak, bertentangan dengan tujuan utama dari pariwisata dan merupakan pelanggaran dari praktik pariwisata. Terlebih lagi, dalam penelitian Global Study yang dilakukan oleh ECPAT Indonesia dan ECPAT International (2017) ditemukan praktik-praktik eksploitasi seksual anak di destinasi wisata, seperti Bali, Jakarta, Medan dan Batam.
Pada bulan april 2019 lalu, ECPAT telah bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dalam menyusun alat bantu bernama ‘KOLABORASI’ yang ditujukan untuk komunitas dalam melakukan advokasi ke usaha wisata dan perjalanan. Kerjasama tersebut menjadi salah satu upaya untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dengan terhapusnya eksploitasi seksual anak di destinasi wisata. Dengan demikian, pasca kegiatan tersebut diadakan pertemuan kembali dengan Kementerian Pariwisata dalam mengeksplorasi kerjasama lainnya yang dapat dilakukan bersama.
Penulis : Safira Ryanatami (Asisten Program Manager)