Jakarta, 27 Februari 2025 – Dalam rangka memperingati Safer Internet Day 2025, ECPAT Indonesia bersama Indonesia Child Online Protection (ID-COP) menginisiasi diskusi refleksi multisektor untuk memperkuat kebijakan perlindungan anak di internet. Sebagai jejaring organisasi yang berkomitmen melindungi anak-anak di ranah digital, ID-COP berfokus pada advokasi kebijakan, peningkatan literasi digital, dan kolaborasi lintas sektor guna menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak.
Urgensi Kebijakan Perlindungan Anak di Ranah Digital
Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki berbagai kebijakan terkait perlindungan di dunia digital, seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP). Namun, kebijakan yang secara khusus melindungi anak-anak di dunia digital masih dalam tahap rancangan, di antaranya:
-
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan Anak dari Pornografi dan Eksploitasi Seksual (PP PAPSE)
-
Rancangan Peraturan Presiden tentang Peta Jalan Perlindungan Anak di Ranah Daring
-
Regulasi pembatasan akses media sosial terhadap anak yang tengah disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Digital
Studi dari International Telecommunication Union (ITU) 2022 menegaskan bahwa kebijakan perlindungan anak yang efektif harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi terbaru. Oleh karena itu, refleksi terhadap kebijakan yang telah dan sedang dirancang menjadi langkah penting guna memastikan relevansi dan efektivitasnya dalam menjawab tantangan era digital.
Forum Refleksi untuk Evaluasi dan Penguatan Kebijakan
Diskusi refleksi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, platform digital, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, serta masyarakat luas. Forum ini bertujuan untuk:
-
Melakukan refleksi terhadap tantangan perlindungan anak di internet serta tren isu terkini di tingkat nasional dan global.
-
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam implementasi kebijakan perlindungan anak di internet.
-
Mendorong percepatan pengesahan kebijakan yang telah dirancang untuk perlindungan anak di dunia digital.
-
Menyusun rencana aksi konkret yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna memperkuat kebijakan dan pengawasan.
Hasil yang Diharapkan
Dari diskusi refleksi ini, diharapkan tercapai beberapa hasil konkret, antara lain:
-
Pemetaan komprehensif terkait tantangan perlindungan anak di internet, termasuk analisis kebijakan yang ada dan kebutuhan kebijakan baru yang lebih relevan.
-
Rencana aksi konkret yang dapat diimplementasikan oleh berbagai pemangku kepentingan terkait perlindungan anak di internet.
-
Meningkatnya koordinasi lintas sektor dalam implementasi dan pengawasan kebijakan perlindungan anak di dunia digital.
Safer Internet Day: Momen Penguatan Literasi Digital untuk Anak
Koordinator ID-COP, Andy Ardian, menegaskan bahwa Safer Internet Day menjadi momentum penting bagi semua pemangku kepentingan untuk mempercepat upaya peningkatan literasi digital anak-anak Indonesia.
"Momentum Safer Internet Day harus menjadi peneguh komitmen kita semua dalam mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki literasi digital yang baik dan tidak tergerus menjadi korban perkembangan teknologi. Ada banyak tantangan di era digital ini, dan hal ini membutuhkan upaya bersama dari pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat."
Dengan adanya forum refleksi ini, ID-COP berharap dapat mendorong pembentukan kebijakan yang lebih adaptif, relevan, dan komprehensif dalam menjawab tantangan era digital. Selain itu, pendekatan multisektor yang diterapkan diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam menciptakan internet yang lebih aman bagi anak-anak di Indonesia.