Pada 22-23 Mei 2019, ECPAT Indonesia bersama dengan KPPPA Republik Indonesia kembali menghadirkan kegiatan workshop dan pelatihan dalam rangka pelaksanaan program “Internet Aman untuk Anak” yang kali ini diadakan di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan menyasar peserta yaitu dari kalangan SKPD dan PATBM Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya.
Seperti dengan yang telah diadakan di Kota Medan dan Pontianak, model kegiatan yang diadakan di Surabaya ini memiliki 2 agenda yaitu workshop pencegahan dan penanganan eksploitasi seksual anak melalui media online bagi para aktivis perlindungan anak dan pelatihan pencegahan dan penanganan eksploitasi seksual anak melalui media online bagi para pelajar.
Pembukaan kegiatan workshop pada hari pertama dibuka oleh Rahayu selaku Kepala Dinas PPA dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Beliau menyebutkan bahwa terdapat 23,9 juta anak usia 13-18 tahun di Jawa Timur yang aktif menggunakan internet pada tahun 2017. Salah faktor yang menyebabkan tingginya kasus ESA Online ialah kurangnya pemahaman dalam menggunakan internet. Itulah kenapa workshop dan pelatihan ini dirasa sangat perlu untuk diadakan.
Workshop yang berlangsung selama 2 hari ini diawali oleh paparan Asisten Deputi Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual KPPPA, Valentina Ginting. Adapula materi yang disampaikan pada saat penyelenggaraan antara lain:
- Situasi ESA Online oleh Andy Ardian (ECPAT Indonesia)
- Parenting di Era Digital oleh Indriyatno Banyumurti (ICT Watch)
- Internet dan Teknologi oleh Indriyatno Banyumurti (ICT Watch)
- Data Privasi oleh Andy Ardian (ECPAT Indonesia)
- Penjelasan tentang Hukum oleh Ahmad Sofian (ECPAT Indonesia)
Tidak hanya pemaparan materi saja, namun diskusi mengenai penanganan kasus ESA Online juga diadakan disini guna melihat pemahaman yang telah didapatkan oleh peserta dari workshop ini. Selanjutnya peserta dihimbau untuk membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) sesuai dengan wilayah masing-masing.
Dari berbagai macam pemaparan materi diatas serta ditunjang dengan adanya beberapa diskusi langsung tersebut tentu saja memberikan banyak manfaat bagi peserta workshop seperti misalnya peserta akhirnya sudah memahami tugas dan fungsinya sebagai kader masyarakat untuk perlindungan anak, sudah paham mengenai mekanisme dan cara penggunaan fitur-fitur di media sosial, memahami model pengasuhan di era digital, serta perundang-undangan dan mekanisme hukum dalam penanganan kasus ESA dan kasus anak lainnya.
Meski demikian, fasilitator daerah juga perlu untuk meneruskan dan melakukan pembinaan lebih intens kepada PATBM yang sudah menghadiri workshop demi terimplementasinya hasil pemahaman dari kegiatan ini dalam keseharian kader PATBM.
Beralih ke agenda lainnya yang masih merupakan bagian dari pelaksanaan program “Internet Aman untuk Anak” di Surabaya, yaitu pelatihan pencegahan dan penanganan eksploitasi seksual anak melalui media online yang melibatkan pelajar SMP dan SMK sebagai peserta.
Pelatihan ini tentu saja menyasar kalangan muda Kota Surabaya supaya dapat menyentuh segala kalangan yang dirasa perlu untuk mengetahui dan memahami mengenai urgensi akan pencegahan dan penanganan tindak kasus ESA yang mengancam pengguna internet khususnya anak-anak. Adapula materi yang diberikan pada saat penyelenggaraan antara lain:
- Perlindungan Anak di Era Digital dan Internet oleh Valentina Ginting (KPPPA)
- Literasi di Era Digitalisasi Dunia Pendidikan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
- Situasi ESA Online oleh Umi Farida (ECPAT Indonesia)
- Jejak Digital dan Privasi Orang Muda oleh Indriyatno Banyumurti (ICT Watch)
- Pembuatan Konten Kreatif oleh Indriyatno Banyumurti (ICT Watch)
- Menjadi Anak sebagai Pelopor dan Pelapor oleh Oviani Fathul Janah (ECPAT Indonesia)
- What you(th) can do? oleh Oviani Fathul Janah (ECPAT Indonesia)
Dari berbagai paparan materi diatas tentu saja membawa banyak manfaat bagi para peserta diantaranya yaitu jadi mengetahui tentang isu ESA, memahami hak kewajiban serta tanggung jawab sebagai anak (orang muda), serta pentingnya menjaga jejak digital dan privasi. Post-test yang diadakan oleh panitia pun menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta terkait internet aman untuk anak.
Penyusun Laporan : Andy Ardian (Program Manager)
Editor : Muhammad Shobar Arief (Mahasiswa Magang dari Universitas Brawijaya)