Balige, 21 Juli 2017 – Terletak di pesisir Danau Toba, tepatnya di Kabupaten Toba Samosir, kota Balige merupakan salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan. Lumban Silintong dengan kafe-kafe di tepian Danau Toba, Lumban Bulbul dengan pesona pantai pasir putihnya merupakan beberapa objek wisata unggulan yang terdapat di ibukota Kabupaten Toba Samosir ini. Kecamatan Balige pun terletak pada ketinggian 905-1.200 meter dari permukaan laut membuat udaranya sejuk dan kelembaban udaranya cukup lembab.
Akses menuju Balige pun semakin cepat dan mudah dengan dibukanya Bandar Udara Silangit yang berjarak 18 km atau 30 menit dari Kota Balige. Wisatawan yang mengunjungi Balige pun mengalami peningkatan pesat, data Badan Pusat Statistik tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 114.594 wisatawan yang berkunjung ke Toba Samosir. 11.828 orang merupakan wisatawan mancanegara dan 102.766 orang wisatawan domestik. Salah satu objek wisata yang sedang naik daun dan menarik minat wisatawan, yaitu pantai pasir putih di Lumban Bulbul. Menurut catatan kompas.com, jumlah wisatawan di pantai itu mencapai 2.500-3.000 orang per hari. Ketika libur panjang, jumlahnya meningkat dua kali lipat. Dan hari biasa 300-500 orang per hari.
Dengan tumbuhnya potensi wisata di Balige, masyarakat yang tinggal di tepian Danau Toba satu persatu mulai menyulap tempat tinggalnya menjadi rumah makan, penginapan, dan berbagai usaha wisata lainnya. Kecamatan Balige pun tercatat memiliki tempat tidur hotel terbanyak diantara kecamatan lainnya di Kabupaten Toba Samosir. Sementara itu, Kelurahan Napitulu Bagasan memiliki jumlah penginapan dibandingkan desa/kelurahan lainnya, dengan 5 hotel, 2 motel, dan 1 mess.[1]
Selain menjadi tujuan wisata, Balige adalah satu tujuan bagi pelajar di Sumatera Utara untuk melanjutkan jenjang pendidikan menengah atas. Salah satu sekolah menengah atas terbaik di Sumatera Utara terdapat di Balige. Bahkan terdapat sekolah bertaraf internasional di Kota Balige. Situasi ini mendorong anak merantau ke Balige untuk meneruskan pendidikan dan hidup tanpa pengawasan orang tua.
Balige yang identik dengan dengan sebutan kota pelajar pun ternyata masih memiliki sejumlah masalah mengenai perlindungan anak. beberapa permasalahan anak yang terdapat di Balige meliputi:
Hunian kost pelajar di Balige
Menurut beberapa orang pelajar, dikarenakan Balige menjadi salah satu tujuan melanjutkan pendidikan, banyak pelajar merantau dari luar kota Balige sehingga terdapat banyak hunian kost bagi pelajar di sekitar sekolah. Menurutnya, terdapat pula hunian kost yang membolehkan teman lawan jenis untuk masuk ke dalam kamar bahkan hingga menginap.
Dampak negatif pariwisata pada anak
Lumban silintong adalah satu desa di Kecamatan Balige. Desa ini merupakan salah satu tujuan wisata para wisatawan untuk menikmati suasana Danau Toba di mana terdapat sejumlah restoran di sepanjang tepian danau.
Selain restoran yang menyajikan makanan, terdapat 3 cafe musik yang masih aktif di mana terdapat perempuan penghibur untuk menemani tamu yang hadir. Cafe musik ini mulai beroprasi pada malam hari hingga dini hari. Bahkan tidak jarang suara musik masih terdengar hingga pukul 3 pagi. Menurut warga asli lumban silintong yang juga pemilik sebuah restoran, aktivitas cafe musik sangat mengganggu warga sekitar. Bukan hanya suara musik yang kencang hingga dini hari, bahkan menurut laporannya, banyak anak laki-laki putus sekolah dan bekerja sebagai simpanan perempuan penghibur, dan mereka dikenal dengan sebutan anjelo atau antar jemput lonte.
Prilaku beberapa perempuan penghibur pun meresahkan pada siang hari, kadang mereka duduk di depan rumah kost dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Situasi ini membuat anak-anak di lumban silintong terpapar prilaku negatif dan beberapa dari mereka bahkan aktif menjadi anjelo.
Menurut pemantauan langsung tim peneliti ECPAT Indonesia, terdapat sejumlah oknum penegak hukum yang datang pada tengah malam, namun bukan untuk menertibkan cafe yang masih beroprasi pada jam 12 malam.
Pengelola hotel belum terlibat dalam pencegahan kekerasan seksual anak
Dalam FGD ditemukan permasalahan bahwa salah satu hotel di Balige mengizinkan 1 orang anak perempuan kelas 6 sekolah dasar dan 1 orang laki-laki kelas 5 sekolah dasar melakukan check-in di hotel mereka tanpa orang tua mereka. Dari rekaman cctv diketahui bahwa si anak tengah mengambil kuncil dari resepsionis dan langsung memasuki kamar hotel. Dalam rekaman cctv tersebut tidak diketahui siapa orang yang telah memesan dan membayar sehingga kedua orang anak tersebut bisa mendapat akses ke kamar hotel. Diduga pihak hotel mengizinkan begitu saja tanpa harus memiliki identitas ketika menginap di hotel mereka.
Kekerasan seksual pada anak
- Supir angkutan umum kerap memanfaatkan lemahnya kondisi ekonomi sebagian pelajar. Menurut penuturan salah seorang pelajar di Balige, situasi ini sering kali bermula ketika siswi perempuan menggunakan angkutan umum, namum ketika hendak membayarkan ongkos, supir menolak sehingga ada anggapan bahwa sang supir berniat baik. Kasus siswi diperkosa hingga hamil oleh supir angkutan umum pun sudah menjadi rahasia umum di Balige.
- Menurut penuturan salah seorang peserta FGD, terdapat pula kasus di mana anak difabel yang mengalami keterbelakangan mental menjadi korban kekerasan seksual oleh orang dewasa. Pelakunya adalah lurah dan saat ini sedang diproses. Sedangkan korban belum mendapatkan proses rehabilitasi yang tepat.
HIV/AIDS di Kabupaten Toba Samosir
Menurut data yang dikutip dari republika.com, Kabupaten Toba Samosir menduduki peringkat ke 4 dalam masalah HIV/AIDS dengan jumlah penderita sebanyak 114 orang. Permasalahan ini nampaknya semakin memburuk, bersarkan data yang dicatat oleh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Tobasa dan Komisi AIDS HKBP pada tahun 2013, terdapat 192 orang dengan tiga kematian dan salah satunya merupakan balita.[2] KPAD Tobasa menduga bahwa terdapat tempat prostitusi di mana para pria dewasa sering datang dan kemudian menularkan penyakit ke istri-istrinya.
Permen narkoba
Anak-anak seperti mulai dikenalkan dengan narkoba. Pasalnya menurut laporan orang tua di Balige, anak-anak mereka sering mengkonsumsi permen yang terkenal dengan sebutan permen narkoba yang dibeli di penjaja makanan di area sekolah. Walaupun belum bisa dibuktikan apakah terdapat kandungan narkoba dalam permen tersebut.
[1] Kecamatan Balige dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir
[2] http://www.aidsindonesia.com/2013/01/penangggulangan-aids-di-kab-tobasa.html diakses pada 26-07-2017
Abdurrachman Wisnu Mahardi