Pameran Foto Anak-anak Korban Eksploitasi Seks Komersial

SHARE
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Nusa Dua, Bali – Pameran  foto  bertajuk  “Dibalik Dinding Malam”  mengangkat  tema  kehidupan anak-anak  korban  eksploitasi  seksual  digelar di Hotel Mercure, Nusa Dua, Bali, 23-24 Oktober  mendatang.  Pameran  ini  diorganisir oleh ECPAT Indonesia  (End Child Prostitution, Child Pornography and Trafficking of Children for Sexual  Purpuses)  bekerja sama dengan  Kedutaan Prancis untuk Indonesia.  Sebanyak 30  foto yang dipamerkan hasil jepretan Alexandra Radu,  jurnalis foto  wanita  asal  Rumania.  Alexandra  terlibat dalam  proyek ECPAT memotret  kehidupan anak-anak perempuan yang terjebak dalam prostitusi di  empat kota  yaitu  Jakarta, Bandung, Surabaya dan Indramayu. Foto-foto diambil  sepanjang Juli hingga awal Oktober  2013. Alexandra tak hanya merekam bagaimana kehidupan anak-anak perempuan itu saat  bekerja  namun juga realitas keseharian mereka.  “Memotret  kehidupan anak-anak korban eksploitasi  seksual merupakan tantangan tersendiri.  Sebagian besar anak-anak itu hidup tanpa  harapan. Ini sangat  menyedihkan. Saya berharap, foto-foto saya bisa  memberi  perbedaan dan menghasilkan  perbaikan, tak peduli sekecil apapun itu bagi kehidupan mereka,”  kata  Alexandra.

Pameran berbarengan  dengan konferensi  tahunan ECPAT  menentang eksploitasi  seksual anak.  Tema konferensi  tahun ini adalah  “Perlindungan Hukum bagi  Anak-anak Korban Eksploitasi Seksual di Asia Tenggara “ yang juga di gelar di tempat yang sama.  Konferensi  diikuti  90 peserta,  terdiri dari polisi, jaksa, hakim,  akademisi,  jurnalis  dan aktifis perlindungan anak dari negara-negara  di Asia Tenggara,  Eropa dan Amerika Serikat.  Menteri Negara  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,  Linda Amalia Sari Gumelar dijadwalkan membuka secara resmi konferensi regional ini.

Koordinator ECPAT Indonesia,  Ahmad Sofian  menjelaskan,  konferensi regional ECPAT kali ini dibarengi dengan pameran  foto  sebagai pembeda dari kegiatan konferensi   tahunan ECPAT sebelumnya.  Pameran foto  diselenggarakan sebagai upaya mengangkat  realitas  anak-anak yang terjebak dalam prostitusi yang tidak banyak diketahui publik.  Sesuai  tajuk  pameran, praktek  prostitusi anak selama ini tertutupi  oleh dinding tebal.   “Dinding itu adalah jaringan sindikat  perdagangan  anak untuk tujuan seks  komersial dan praktek itu  umumnya berlangsung pada  malam hari. Dinding-dinding itu harus dihancurkan segera dengan terobosan berupa perlindungan  hukum yang diterapkan secara konsisten  disertai adanya kepedulian bersama,” kata Ahmad Sofian

Sofian menambahkan, foto-foto  yang dipamerkan selama  konferensi akan dilelang. Dana hasil lelang yang terkumpul  digunakan untuk program rehabilitasi anak korban eksplotasi seksual.  ***

SHARE
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Masukkan kata kunci pencarian...