Tanggal 20 November diperingati sebagai Hari Anak Sedunia, yang merupakan bentuk penghormatan atas lahirnya Konvensi Hak Anak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 2024, peringatan Hari Anak Universal mengangkat tema global “Listen to the Future”, yang menekankan pentingnya mendengarkan anak-anak serta memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi, berbagi ide, dan memprioritaskan suara mereka dalam setiap pengambilan keputusan besar. Tema ini sejalan dengan pengesahan General Comment No. 25 (2021) tentang hak-hak anak dalam kaitannya dengan lingkungan digital. General comment ini mendorong negara-negara yang telah meratifikasinya untuk mempromosikan, menghormati, melindungi, dan memenuhi seluruh hak anak di dunia digital.
Indonesia memiliki pengguna intenet yang cukup banyak di dunia, data yang di keluarkan oleh We Are Social dan Hootsuite (2023) menunjukkan, sekitar 70% dari anak-anak usia 13-17 tahun di Indonesia aktif menggunakan media sosial. Selain menggunakan media sosial saat mereka berinternet ternyata anak-anak tersebut juga menjadikan platform media sosial tersebut untuk menyuarakan ide-ide mereka, Hal ini menunjukkan bahwa media sosial bukan hanya sebagai tempat hiburan bagi mereka, tetapi juga sarana yang efektif untuk berkomunikasi, berkreasi, dan berekspresi. Namun, di balik semua manfaat ini, terdapat tantangan dan risiko yang harus diwaspadai. Keamanan anak di dunia digital saat ini masih rendah dilihat dari laporan Child Online Safety Index, Indonesia menempati rangking 26 dari 30 negara dengan skor total 17.5, yaitu di bawah skor rata-rata 30 negara.
Menurut laporan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2023), anak-anak di Indonesia masih menghadapi risiko tinggi dalam berinternet, seperti paparan konten negatif, cyberbullying, hingga eksploitasi seksual online. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya memberikan ruang kepada mereka untuk berekspresi, tetapi juga memberikan edukasi dan perlindungan yang tepat. Dengan adanya data-data yang menampilkan kerentanan anak ketika mereka menggunakan internet dan berselancar di platform-platform media sosial, maka diperlukan langkah-langkah yang konkrit untuk mencegah anak-anak menjadi korban dari penyalahgunaan platform media sosial yang digunakan oleh pelaku-pelaku yang mengincar anak-anak sebagai korbannya.
Sejalan dengan kebutuhan ini, ECPAT Indonesia bersama dengan YouTube dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan Talk Show Tem@n Anak (Internet Aman untuk Anak) yang bertema “Listen to The Future : Pentingnya Partisipasi Anak di Dunia Online”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan ruang bagi anak-anak dan orang muda untuk berdialog mengenai pentingnya partisipasi mereka di ruang digital, dan mengetahui bagaimana platform digital dan pemerintah mendukung partisipasi anak di dunia digital. Selain itu harapan dari Talk Show ini adalah dapat menginspirasi peserta untuk berpartisipasi di dunia online dengan menciptakan konten digital positif dan ramah anak yang dapat mempengaruhi komunitas luas dan menjadi generasi muda cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.