Internet telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat, termasuk anak-anak, dengan kemudahan akses informasi dan komunikasi. Namun, di balik kemajuan ini, ancaman terhadap keselamatan anak di dunia digital semakin meningkat. Kerentanan anak dalam penggunaan internet membuka peluang bagi berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan.
Berdasarkan data SIMFONI PPA, dari 2023 hingga Juni 2024, sebanyak 15.186 anak menjadi korban kekerasan seksual, sementara 366 anak mengalami eksploitasi seksual. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga mengungkap bahwa 24.049 anak berusia 10 hingga 18 tahun diduga terlibat dalam prostitusi, dengan 130.812 transaksi yang mencatat perputaran uang mencapai Rp127 miliar. Pelaku kekerasan dan eksploitasi seksual memanfaatkan media sosial dan game online sebagai sarana untuk mendekati, memperdaya, dan mengeksploitasi anak-anak di dunia digital.
Selain eksploitasi seksual, judi online menjadi ancaman serius bagi anak-anak dan remaja. PPATK mencatat hampir 500.000 pelajar dan mahasiswa di Indonesia telah terlibat dalam aktivitas judi online, termasuk 47.400 anak di bawah 10 tahun dan 440.000 anak usia 10 hingga 20 tahun. Kecanduan game online juga semakin meningkat, dengan data BPS 2023 menunjukkan bahwa 46,2% anak Indonesia berusia 0–18 tahun mengalami kecanduan game. Lebih jauh, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga membawa ancaman baru. Child Rescue Coalition melaporkan bahwa konten pelecehan seksual anak berbasis AI (CSAM) kini semakin berkembang, memperburuk penyebaran eksploitasi seksual anak di dunia digital.
Kolaborasi untuk Perlindungan Anak di Ruang Digital
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan pentingnya peran platform digital dalam menciptakan ekosistem internet yang aman bagi anak-anak.
"Kami ingin platform digital mengambil peran lebih besar dalam melindungi anak-anak, dengan membuat keamanan sebagai standar utama serta mengembangkan teknologi yang dapat melindungi mereka dari konten negatif," ujar Meutya Hafid.
Di YouTube, keselamatan anak-anak menjadi prioritas utama. "Kami memahami kompleksitas tantangan dalam melindungi anak-anak di dunia digital dan terus memperbarui teknologi deteksi serta kebijakan kami untuk memerangi eksploitasi anak. Kami percaya solusi yang efektif memerlukan kerja sama lintas sektor, dan kami bangga mendukung inisiatif Safer Internet Day 2025 di Indonesia," kata Danny Ardianto, Kepala Hubungan Pemerintah & Kebijakan Publik YouTube Indonesia dan Asia Selatan.
Safer Internet Day 2025: Momen Penting untuk Perlindungan Anak di Dunia Digital
Andy Ardian, Koordinator ECPAT Indonesia yang juga merupakan Koordinator ID-COP, menegaskan bahwa Safer Internet Day menjadi momentum penting dalam mengkampanyekan perlindungan anak di ruang digital.
"Kegiatan ini diinisiasi oleh anggota ID-COP, yang mayoritas merupakan organisasi masyarakat sipil, dan disambut baik oleh kementerian serta industri untuk bersama-sama meneguhkan komitmen perlindungan anak di ruang digital," ujar Andy.
Dalam peringatan Safer Internet Day 2025, Jejaring Indonesia Child Online Protection (ID-COP) dan ECPAT Indonesia, bersama Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Badan Siber dan Sandi Negara, berkolaborasi dengan berbagai lembaga perlindungan anak dan literasi digital. Organisasi seperti Siberkreasi, ICT Watch, NXG Indonesia, Yayasan SEJIWA, UNICEF Indonesia, Komnas Perlindungan Anak, Yayasan OUR Rescue, KPAI, Save the Children, Aliansi Down to Zero, Yayasan PKPA, Mafindo, ChildFund, KOMPAK Jakarta, dan Keluarga Digital, dengan dukungan platform Google, YouTube, Meta, dan TikTok, turut serta mendukung dalam kegiatan ini.
Empat Segmen Utama Safer Internet Day 2025
Kegiatan ini akan berlangsung pada 26–27 Februari 2025 di Hotel Sahid Jakarta, dengan empat segmen utama:
-
Ruang Belajar – Kelas-kelas tematik yang memberikan edukasi kepada anak-anak, remaja, dan orang tua tentang perlindungan anak di dunia digital.
-
Ruang Inovasi – Booth dari berbagai organisasi, pemerintah, dan sektor swasta yang memperkenalkan program serta solusi terkait keamanan anak di internet.
-
Ruang Hiburan – Pertunjukan seni, budaya, dan talkshow yang menjadi ruang ekspresi bagi anak-anak, remaja, orang tua, guru, pemangku kepentingan, serta figur publik.
-
Ruang Refleksi – Diskusi mendalam mengenai tantangan, peluang, dan implementasi kebijakan perlindungan anak di era digital yang terus berkembang.
Melalui inisiatif ini, diharapkan semakin banyak pihak yang berperan aktif dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak di Indonesia.
Narahubung :
Rio Hendra : 0813-8868-5245
Alfi Fadhilla: 0896-4358-1419